Sabtu, 06 Oktober 2012

menjadi air

menjadi air

saat mendung tiba,
rintik tetesanmu terasa menyejukan,
menyentuh setiap sendi sendi jiwaku,
apakah engkau akan mengalir meresap dalam bumiku.

dan saatku terbangun,
tersadar bahwa engkau nebula telah membangunkan tidur pria sejati,
sekian lama tak merasakan sejuknya rintiku,
tak pernah membasuh bumiku.

ku sadari bahwa tetesan airmu sungguh menyejukan jiwa yang dahaga,
akankah engkau akan mengalir jauh,
menuju lautan nan biru tersinari cahaya bulan selalu,
semoga nebula menjadi air.

setidak tidaknya embun yg terpancarkan cahaya,
indah berwarna warni walaupun hanya sesaat,
terima kasih samodraku,
warna birumu tlah menyejukan jiwa yg rindu.

tetes embunmu tlah berkumpul menjadi satu,
suara deburanmu melantunkan dendang lagu,
tiupan anginmu menyejukan bumiku,
jiwa pria sejati telah terbungkus didalam kalbu.

terima kasih nebulaku,
kelak engkau akan slalu menemani jiwa yg kelabu,
Tetes demi tetes terkumpul menjadi satu,
mengalir menusuk relung bumiku.

perlahan mengalir disetiap dentuman waktu,
kesejukanmu mulai menusuk kalbu walau antara bumi dan langit ada pembatas waktu,
namun kesejukanmu selalu menyatu,
samodraku selalu menunggu kedatanganmu hingga akhir waktu yang tak pernah bisa menentu.

nebulaku sungguh engkau menjadi sumber hidupku.
(6 Oktober 2012)
oleh: Andi Prasetyo Wibowo

0 Opini:

Posting Komentar

silakan komen selama isinya nggak nyangkut SARA atau hal sensitif lain - karena saya sendiri nggak punya pengetahuan-nalar-logika yang mumpuni buat njaga agar nggak keluar jalur.