Selasa, 16 Oktober 2012

Bambu Runcing

Bambu Runcing

Pada waktu itu Indonesia belum memiliki Tentara Nasional, yang ada hanyalah Badan Keamanan Rakyat/Tentara Keamanan Rakyat (BKR/TKR) dan berbagai laskar serta pasukan pemuda/pelajar.

Serangan total dilakukan tanggal 28 Oktober 1945, pukul 4.30 pagi. Delapan pos pertahanan Inggris diserbu oleh sekitar 30.000 rakyat bersenjata, dan masih ditambah sekitar 100.000 senjata bambu runcing, clurit, pedang, golok, dan sebagainya.

Tercatat sekitar 60 pasukan/laskar yang ikut dalam penyerbuan terhadap tentara Inggris pada 28 Oktober 1945 tersebut. Hampir seluruh sukubangsa yang ada di Indonesia terwakili oleh para pemuda yang tergabung dalam berbagai pasukan/laskar, antara lain Pasukan Pemuda Sulawesi, Pasukan Pemuda Kalimantan, Pasukan Sadeli Bandung, Pasukan Magenda Bondowoso, TKR Mojokerto, TKR Gresik, Pasukan Sriwijaya (sebagian besar berasal dari Aceh dan Batak), Pasukan Sawunggaling, Barisan Hizbullah, Laskar Minyak, Pasukan TKR Laut, Pasukan BKR/TKR Morokrembangan, Pasukan BKR Kereta Api, Pemuda Ponorogo, Pasukan Jarot Subiantoro Pemuda Banten, Corps Pegadaian, Corps PTT, Pasukan Pelajar (TRIP).

Banyak pemuda-pemuda dari Papua, Maluku dan Pulau Rote tergabung dalam berbagai laskar, dan bahkan ada Pasukan Narapidana Kalisosok (penjara di Surabaya).

soempah pemoeda
Dengan bersatunya para pemuda Indonesia dalam perlawanan terhadap tentara Sekutu pada 28 Oktober 1945 merupakan perwujudan dari semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Peristiwa heroik ini terjadi tepat 17 tahun kemudian.

Suatu kebetulan? Atau suatu predistinasi?

Setelah digempur total selama sehari-semalam, tentara Inggris yang tidak dipersiapkan untuk suatu pertempuran, mengibarkan bendera putih, minta berunding.

Pada tahun 1975, seorang perwira Inggris, Kapten R.C. Smith, dalam suratnya kepada J.G.A. Parrot menuliskan, bahwa Brigjen Mallaby menyadari, apabila pertempuran dilanjutkan, mereka akan disapu bersih (wiped out).

Bahkan mengenai dahsyatnya gempuran pemuda Indonesia di Surabaya tersebut, Kolonel A.J.F. Doulton, dalam bukunya, The Fighting Cock: Being the History of the Twenty-third Indian Division, 1942-1947, Aldershot: Gale and Polden, 1951, menulis: Perlawanan heroik dari tentara Inggris hanya akan berakhir dengan musnahnya Brigade 49, kecuali ada seorang yang dapat mengendalikan nafsu rakyat banyak itu. Tak ada tokoh seperti itu di Surabaya dan semua harapan tertumpu pada pengaruh Sukarno.

Menyadari bahwa apabila pertempuran dilanjutkan hanya akan mengakibatkan kehancuran total Brigade 49, malam itu juga, tanggal 28 Oktober 1945, mereka menghubungi pimpinan Republik di Jakarta.

Inggris tidak dapat segera mendatangkan bantuan pasukan, baik dari Brigade Bethell di Jawa Tengah yang juga sedang menghadapi perlawanan rakyat Indonesia, apalagi dari Malaya, yang akan memerlukan waktu beberapa hari, sedangkan keadaan Brigade 49 di Surabaya sudah sangat kritis.

Tak ada jalan lain, selain meminta bantuan pimpinan Republik di Jakarta, untuk menyelamatkan nyawa ribuan tentara Inggris yang sudah terkepung di pos-pos pertahanan mereka di dalam kota Surabaya.

Pimpinan tentara Inggris menilai, situasi di Surabaya sangat mengkhawatirkan bagi mereka, sehingga Presiden Sukarno yang sedang tidur, didesak agar segera dibangunkan.


(sumber: http://osdir.com/ml/culture.religion.healer.mayapada/2006-10/msg00259.html)


Kopizine: Oktober Sakti

18 komentar:

  1. bambu runcing itu "samurai"nya Indonesia, hehe ya bang? MERDEKAAAAA

    BalasHapus
  2. uih mantab sekali. ternyata banyak juga yg ikutan "Oktober Sakti" :D

    BalasHapus
  3. jadi inget sobat say bilang soal bambu runcing, di abilang Indonesia itu negri barbar saat melawan belanda dengan bambu runcing, padahal bambu runcing hanya simbol perjuangan, dan walaupun butuh waktu yang lama tuk menang dari belanda, namun nilai simbol itu bisa membawa mimpi buruk buat Belanda..

    Jadi sory saobtku ku tdak terima jika kau bilang negriku negri barbar, mungkin ia lupa baca sejarah, atau ku kasih buku karya Prof.Arisyo Santos (Brazil) kalao Indonesia itu asal muasal peradaban Atlantis, kota Emas yg gemilang, cuma sayang banyak anak2nya yg melupakan,, he he he( jiah serius amat) he he he, thanks Mas Agung sharingnya, salam blogging ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada lagi dari anak negeri yang lagi penelitian tentang sejarah bambu runcing ini, bung Madie.
      memang masih belum diperluas tapi bahannya bener-bener bagus, yang menarik, ternyata juga justeru bambu runcing itu bisa menghancurkan tank baja di jaman itu, dan strategi perang bambu runcing ini jadi cikal-bakal pengembangan teori "perang modern".
      salam juga, bung Madie.

      Hapus
    2. ..::WOW bambu runcing bisa menghancurkan tank..??

      Hapus
  4. buat temen-temen "warung kopi cak Ja'in" (Kopizine:red.): "kompetisi pemuda-pemudi merdeka dari jajahan provokasi".
    cemungudh, para pejuang udah teriak WOW! (sambil koprol pakai bambu runcing).
    kita teriak, "Indonesia udah terbentuk, brothers of heroes! sekarang kita yang pertahankan dari segala macam hasud, soalnya kita belum terbebas dari pembodohan"

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciyuus? miapah?

      teriak serentak dan jawab... DEMI KEMERDEKAAN INDONESIA!!!

      Hapus
  5. sulit di percaya tp itulah realita yang ada.
    berkat doa dan semangat nasionalisme untuk menuju kemerdekaan.
    BAMBU RUNCING bisa mnghancurkan tank dan senpi..
    ttp semangat pemuda indonesia mari kita gapai apa yang selama ini di cita2 kan oleh bangsa dan pahlawan di masa dulu..

    BalasHapus
  6. wahhh bambu runcing..... sungguh luar biasa nih.... semoga semangat setajam bambu runcing...

    BalasHapus
  7. Fontnya membuat suasana seperti kembali ke jaman dulu..mantef....

    BalasHapus
  8. persatuan dan kesatuan ditambah 'bambu runcing' ,, absurd bener perjuangan pemuda bangsa kita dulu ya ... angka paling membekas bagi bangsa ini, 28 selain 17 ... :)
    nice post mas ... :D

    BalasHapus

silakan komen selama isinya nggak nyangkut SARA atau hal sensitif lain - karena saya sendiri nggak punya pengetahuan-nalar-logika yang mumpuni buat njaga agar nggak keluar jalur.