Rabu, 16 Agustus 2017

Kabilah

seperti angin tak bisa ditangkap,
seperti air tak bisa dipotong,
tidak mustahil embun berpengharapan tetesannya dapat jatuh dipasir gurun,
tak berarti tapi menegaskan keberpihakannya pada kebaikan.

dalam kesendirian maka setiap ujung pandangan bagai kertas tempat dimana mataku melukis gambar dia yang kurindukan.

dalam kematian rasa nama kerinduan itu seperti udara yang harus kuhirup agar merasakan hidup,
kenangan dicerna oleh hati sebagai warna-warni yang menghias ruang perjalanan,
tanpa dia aku tau mana hitam dan mana yang putih juga abu-abu,
setelah pertemuannya kulihat hitam-putih itu berada diantara warna-warni yang bergelora.

setiap langkah di bumi terhampar seperti mengarahkanku pada dia yang terindu,
dan ketika kami bertemu lalu bumi pun terleburkan karena kutemukan jejak menuju langit yang tinggi,
dari sanalah kuketahui sebab matahari bersinar dan bulan menebar cahaya,
sinar tersampaikan pada tubuh sedangkan cahaya hanya tertangkap mata.

mimpi telah mencuri gambar dari mataku tapi kubiarkan karena ia lebih indah,
hanya lebih indah namun malam takkan mampu mencuri kenyataan yang terjadi pada kami.

cinta hanyalah satu dan dia seperti pengembara yang tak terpuaskan,
ia harus menemukan tempat agar bumi menjadi sejuk dan tempat itu adalah peleburan diri kami,
lalu dia mengikat kami.

jangan seperti Khuntsa Ghoiru Musykil,
mereka terus menangis dalam keterjeratannya di dunia bumi,
merasa terkucil dan dipenuhi nafsu sementara melalaikan petunjuk yang disematkan pada badannya,
mereka memilih mengikuti ibadah sesuai keadaan jiwanya yang dianggap syahdu padahal penciptaan badan telah memberikan pengetahuan untuk diimani,
petunjuk nyata untuk diikuti,
namun sayangnya...
sungguh sayang dinafikan.

Aku kabilah, kabilah seperti baduwi lalu mulai bertani menetap bagai fellahin setelahnya berdiam pasti sebagai hadari,
Inilah tugas cintaku,
menemukan diri didalam diri yang lain,
dia yang disebut almari suci dimana khasanah tersembunyi disimpan untuk bekalku.

0 Opini:

Posting Komentar

silakan komen selama isinya nggak nyangkut SARA atau hal sensitif lain - karena saya sendiri nggak punya pengetahuan-nalar-logika yang mumpuni buat njaga agar nggak keluar jalur.