Minggu, 22 Agustus 2010

Kematian Syahwat

Kematian Syahwat

wanita salihah yang diberitakan langit, dia yang selalu perawan saat malam menjelang.

duh, permaisuri langitku jangan kau tundukan wajahmu saat kerinduanku ini memuncak, janganlah malu apalagi takut dan pertemuan ini telah diberkati.

mendekatlah kemari setelah dipisah ruang dan waktu, niatku merayu agar kau ijinkan aku sentuh benang merah itu dan akan kubuat keadaan tanpa jarak serta mengeja bahasa para mahluk.

selalu saja kau linangkan airmata yang kau tujukan untuk menyempurnakan tugasku.

dinda, satu tetesan kuberikan pada bumi hingga meresap agar bumi kembali tenang dari fitnah ramalan.

tetesan yang lain kuusap dengan kain hingga menguap dan berkumpul bersama awan yang akan jatuh sebagai hujan, dan kebasahan mereka adalah bersamaan dengan lunturnya debu dunia sembari merasakan sejuknya persaksian.

mungkin tetesan itu terlalu sedikit dan tidak berarti, namun dinda - ini tidak terjadi hanya satu kali.

apakah tadi syahwat telah mati?

setelahnya marilah kita berdiri dan bersiram untuk membersihkan lumpur yang tadi mungkin melekat, mendinginkan panas yang tadi mungkin terlintas bersama bisikan iblis yang menghasut nafsu.

mungkin aku atau engkau sempat mencuri kesempatan untuk saling menikmati dan melalaikan kesadaran puncak bahwa semua terjadi atas ridho ALLAH dan DIA-lah yang mengamanatkan rasa itu.

akan kupimpin ibadah kita agar ALLAH mengangkat derajad rasa tadi sebagai "cinta".

cinta itu terjadi satu kali seumur hidup - dinda, bertahanlah denganku hingga kita mendapatkannya.

12 Februari 2010 jam 2:15 WIB

oleh: Agung Pramono

0 Opini:

Posting Komentar

silakan komen selama isinya nggak nyangkut SARA atau hal sensitif lain - karena saya sendiri nggak punya pengetahuan-nalar-logika yang mumpuni buat njaga agar nggak keluar jalur.