Sabtu, 09 Oktober 2010

For the Dedicated Man

For the Dedicated Man

cuma bisa dengar suara dari jauh yang mbawa sengal kelaparan.

pak tua!

andainya dekat, maka nikmatilah hidangan buka puasaku,

andainya ku mampu, kusampaikan harta-benda yang mungkin bercampur khilaf dan syubhat,

tak apa, pak tua!

tanpa hidangan tak membuatku lantas mati,

dan engkaupun tak menuntut nyawaku.

tapi, tanpa ada dirimu, apa mungkin ada masa kiniku?

namun aku jauh!

hanya bisa menghayati laparmu sambil memandangi hidangan ini, hingga kudengar nanti tawamu yang jauh.

lisanku bergema hingga ke hati, lirih namun tak henti : "insyaALLAH"

ketika ALLAH menyambung tali, celakalah bila kulepas ikatannya.

‎2 (dua) hari yang lalu ada tawa si matahari,

kemarin ada marah sang langit,

hari ini, kudengar tangismu tertahan kelaparan.

ya ALLAH, biarkanlah airmatanya jatuh basahi bumi agar tumbuhlah benih surga, bekal kami untuk menuju manusia.

semalam sempat tidur sebentar dan mimpi (sebelumnya, gue adalah orang yang gak punya dan gak suka mimpi) tapi mimpinya bukan buat gue.

itu buat pak Tua yang pernah gue ceritain di salah satu state, dia yang pernah jaya dan sekarang njalani puasa, nasi bungkus atau mi instan yang gak mateng karena dimasak oleh badan tua ...yang gemetar, bekal sepiring yang dibagi 2 waktu: saur dan buka (ALLAHU AKBAR)".

…pak Tua, semalam Nyonya Besar senyum ke gue dan bilang: "ALLAH mencintainya karena itulah cinta yang sempat kubisikkan kepadanya adalah benar dan lurus, tidak pernah menyimpang dan tak akan kutarik ucapan itu, sampaikanlah sayang".

pak Tua, compang-camping pakaianmu sudah, kurus dan legam dengan cahaya firdaus tumbuh dikepalamu gantikan rambut, tandamu ikhlas, gejalamu tabah.

pak Tua, "akulah saksimu dihadapan ALLAH, Tuhannya semua mahluk".

…pak Tua, andainya bisa gue rekat ruang dan waktu yang beda ini, insyaALLAH gue bopong tubuhmu gak peduli lengket dan berbau.

tapi gue cuma manusia biasa yang cuma punya keinginan untuk menunjukkan surga yang ALLAH janjikan, tapi belumlah ...untuk tinggal.

tapi aku punya airmata, dan didalam butirannya dapat kau lihat pantulan Arsy.

sentuhlah airmata gue, rasakan kesejukan surga itu.. pak Tua.

Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha ilallah walallahu akbar wa laa haula wala quwatta ila billah.

12 Agustus jam 18:57 disambung 27 Agustus jam 18:04
oleh: Agung Pramono

0 Opini:

Posting Komentar

silakan komen selama isinya nggak nyangkut SARA atau hal sensitif lain - karena saya sendiri nggak punya pengetahuan-nalar-logika yang mumpuni buat njaga agar nggak keluar jalur.