MALAM KEDUAPULUHSEMBILAN
Orang sering mencari kesempurnan tau sempurna. Namun, sebelum orang itu mencarinya, ia terlebih dahulu harus mengerti apa yang dicarinya. Mencari kesempurnaan berarti terlebih dahulu harusmengerti apa yangdimaksudkan dengan kesempurnaan atau sempurna.
Tetapi, sebelum mencari makna kesempurnaan, terlebih dahulu manusia mesti menanyakan siapa yang mencari sempurna itu, dan rasa apa yang mendorongnya dalam mencari sempurna itu?
Syekh Amongraga mengatakan, hanya manusialah yang mencari kesempurnaan. Tetapi, manusia yang manakah itu? Jawabannya sangat mudah. Orang yang mencari kesempurnaan ialah mereka yang tidak sempurna. Ia mencari kesempurnaan karena merasa tidak sempurna.
Lantas, buat apa mencari kesempurnan? Karena di sana manusia memerlukan harapan. Harapan untuk hidup lebih enak, harapan untuk tidak dihadang oleh berbagai nkesulitan, nah, apa yang mendorong kekuatan orang untuk mencari kesempurnaan itu? Untuk sekedar mendapatkan kemudahan dalam hidup, karena dengan sempurna maka akan hilang berbagai kesulitan dan halangan.
“ya, kau mengetahuinya. Dan karena itu aku mempercayaimu. Kau seorang perempuan yang baik, memiliki kelantipan berpikir, tahu manahan diri, dan mempunyai kesetiaan luar biasa kepada bendaramu. Itulah kenapa akhirnya semua ini harus kukatakan padamu.”
“mengapa tak andika bicarakan dengan Denayu Tambangraras?” Centhini makin meyakini diri sendiri, setelah diam-diam merasa besar hati, karena pujian Syekh Amongraga.
“ada kalanya, kelak kau juga akan tahu, tidak semua rahasia antara suami dan istri harus dibukakan. Perkawinan adalah penyatuan dua jiwa, dua pribadi. Seberapa pun keinginan kita untuk menyatu, menjadi sama satu dengan lainnya, hal itu tak akan pernah menutupi kenyataan, bahwa sebenarnya masing-masing bedaulat dengan dirinya sendiri. Dan karena semua memiliki kekuatan yang berbeda-beda, belum tentu apa yang aku putuskan menjadi kepunyaannya juga.justru karena aku mencinta Tambangraras, maka tak bisa kukatakan semuanya ini kepadanya. Namun, karena ini tidak bisa kusimpan sendirian, aku membutuhkanmu untuk menjadi perantara kelak. Kau akan sangat berjasa dalam hal ini, karena kelak kau pulalah yang akan menemani Ta,bangraras, hingga kita dipertemukan di tempat yang jauh lebih baik dari sekarang ini. Jika perkawinan membutuhkan pengorbanan, inilah pengorbanan yang harus aku lakukan, juga harus dilakukan oleh Tambangraras,” Syekh Amongraga terdiam sejenak.
Darah tersirap di tengkuk Centhini. Merinding rasanya. Perlahan Centhini merebahkan tubuhnya. Ya ALLAH, mengapa Centhini harus mengetahui semuanya ini? Adakah Centhini bisa menjaga kepercayaan Syekh Amongraga? Adakah kekuatannya untuk menjalani semua ini?
Selalu ada penghiburan dalam kegamangan.
MALAM KETIGAPULUH
Betapa tidak adilnya. Kenapa sopan-santun itu hanya untuk yang muda? Bukankah para perempuan bangkotan itu kalau perawan juga tidak sopan? Dengan suara keras sekeras-kerasnya? Bahkan, rasanya, lebih keras dan lebih mengerikan dibandingkan ringkik kuda.
Atau hanya karena mereka sudah bersuami, maka boleh lepas dari yang dinamakan sopan-santun itu? Bukan hanya suaranya yang keras, hampir sepanjang hari omongan mereka tak lebih mengenai semua kejorokan suami-istri. Bahkan, dengan semena-mena dan tanpa rasa hormat, mereka sendiri sering membuka aib rumah tangga pada orang lain.
MALAM KETIGAPULUHSATU
Tidak mudah bagiku untuk bertanya kepada sembarang orang, apalagi laki-laki. Sekalipun mereka aku tahu nama dan rumahnya, tapi simbokku selalu mengingatkan. Untuk tidak sembarang dengan orang lain. Apalagi pada laki-laki. Tidak sepantasnya. Jikapun berselisih jalan, simbok menasihatiku untuk menjawab alam semata. Selebihnya, harus buru-buru menghindar. Itu semuanya untuk menghindari fitnah. Jangankan bertemu, menanyakannya saja pada orang lain, jika bukan saudara, bukanlah sesuatu yang pantas.
MALAM KETIGAPULUHDUA
Gumemplang panasing surya,
Spramdene kang sunat sadayeki,
Tan angraos panasipun,
Malah srep sawatara,
Jalu estri aneng ngriku cipteng kalbu,
Majade panas grah-uyang,
Prandene datan manasi.
Baya sawabe Mongraga,
Akaliyan sawabe (n)Jeng Kiyai,
Yata antarane bedhug,
Bedhug wus sinalahan,
Sakendeling bedhug cep tan na kerungu,
Kyai Swarja Wiradhusta,
Panuka Panamar tuwin.
Kulawirya samya adan,
Yata adan kang adan sri kapyarsi,
Wong lima bareng swara rum,
Wuse sami asunat,
Nulya ecis sinungken tinampan sampun,
Gya sira Ki Jayenraga,
Mangasiral aglis.
Wusnya sira mangasiral,
She Mongraga ingkang kutbah anuli,
Mungguh shalawat ping telu,
Jengwesthi nuli adan,
Adan ririh gumarenggeng tan aseru,
Wusnya nuli Seh Mongraga,
Tangawudira matitis.
Apan kutbah wali sana,
Swara ririh ruruh alep ngalap sih,
Sajak Yaman manis arum,
Wilede ambiyolah,
Amlas-asih sambada lan kutbahipun,
Ingkang wus sumurup makna,
Angres tyase kapatin…,
(siang terik matahari/tetapi bagi mereka semuanya/tiada terasa panasnya/terasa justeru sejuk menyegarkan/laki dan perempuan berserah diri/seolah mengusir panas siang itu/tiada kan terasa gerahnya/itu semua karena berkah dari Syekh Amongraga/dan tentu juga berkah Ki Bayu Panurta/demikianlah kemudian terdengar suara bedug/bertalu-talu suaranya/kemudian senyap tiada apapun/Ki Swarja, Wiradhusta/Panukrama, Panamar/bersama Kulawirya segera mengumandangkan adzan/begitu indahnya adan itu terdengar/suara lima muadzin itu begitu memukau/setelahnya kemudian mereka shalat sunnah/hingga selesai semuanya/bersegera kemudian Ki Jayengraga/berdiri memberi pengantar/etelah itu kemudian/Syekh Amongraga berdiri di mimbar/usai bershalawat tiga kali/Jayengwesthi kemudian menyeru iqomat/dengan suaranya yang lirih mendayu/kemudian Syekh Amongraga memulai kutbah Jum’atnya/dengan bahasa yang syahdu/ia berkutbah begitu indah/suaranya terdengar mendayu penuh bahasa kasih/begitu rupa sebagaimana buah yang harum lezat/sebagaimana irama musik gamelan/sepenuh kasih sayang/bagi mereka yang mengerti/tembus ke kalbu mengharu-biru…, : Serat Centhini, jilid VII, pupuh (pangkur) 382:79-83)
0 Opini:
Posting Komentar
silakan komen selama isinya nggak nyangkut SARA atau hal sensitif lain - karena saya sendiri nggak punya pengetahuan-nalar-logika yang mumpuni buat njaga agar nggak keluar jalur.